PAMEKASAN — NU adalah organisasi suci, didirikan oleh waliyullah. Karenanya, pengurusnya harus punya kesetiaan utuh dalam ber-NU. Tidak boleh nanggung, apalagi ragu dan masih kepincut dengan organisasi atau tokoh di luar NU.
Demikian ditegaskan Ketua GP Ansor Kadur Pamekasan, Hairul Anam, saat sambutan dalam kegiatan Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kadur di Desa Pamoroh, Kadur, Jumat (25/10) malam.
“Yang masih ragu ber-NU, kami persilahkan keluar dari barisan Gerakan Pemuda Ansor. Silahkan ikut kaderisasi formal dulu, baik PKD (Pelatihan Kepemimpinan Dasar. Red.) Ansor atau Pelatihan Kader Penggerak (PKP) NU. Jika sudah mantap, silahkan gabung kembali pada barisan kami,” tegas Cak Anam, panggilan akrab Hairul Anam.
Direktur Harian Pagi Kabar Madura tersebut menambahkan, menjadi bagian kalangan Nahdliyyin, baik pada lokus kultural maupun struktural, harus memiliki kemanunggalan antara pola pikir (fikrah), pola tindak (amaliyah), dan pola gerakan (harakah).
“Insya Allah kemanunggalan tersebut bisa mendarah daging dalam tubuh kita kalau serius dan lulus PKD Ansor maupun PKPNU,” tegas jebolan PKPNU Angkatan VIII PCNU Pamekasan tersebut.
Dalam waktu dekat, GP Ansor Kadur akan mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) angkatan II. Seluruh kader GP Ansor dan pemuda Kadur yang hendak gabung Ansor, sifatnya wajib ikut PKD.
“Yang tidak mantap ber-NU dan tidak lulus PKD, jangan sekali-kali direkrut sebagai pengurus. Itu sudah tertuang dalam AD/ART GP Ansor,” tegas Anam.
Panitia PKD sudah dibentuk. GP Ansor Kadur mencanangkan PKD pada 13-15 Desember 2019. Setelah itu akan digelar Konferancab guna memunculkan calon ketua GP Ansor Kadur yang baru.
“Pada periode kedua saya jadi Ketua GP Ansor Kadur, tidak bisa sampai akhir kepemimpinan. Sebab, saya mesti fokus sebagai Kepala BAANAR (Badan Ansor Anti Narkoba. Red.)) Kabupaten Pamekasan. Namun, saya selalu siap mendampingi dan terlibat dalam kegiatan sahabat-sahabat,” urainya.
“Sekali lagi, yang jadi pengurus nanti wajib lulus PKD. Yang jadi Ketua Ansor Kadur, wajib lulus PKPNU,” tegas Cak Anam.
Menjadi nahdliyin, terangnya, tidak cukup secara kultural. Namun, juga mesti terlibat aktif secara struktural.
“Sebab, struktural itu penggerak kultural. Kendati pun tidak menjadi pengurus, minimal ada keterlibatan aktif dalam setiap kegiatan NU, syukur-syukur berkontribusi secara dana atau pun tenaga,” tukasnya.
Reporter: Imam S (NUO.19-001)
Editor: Abror