PAMEKASAN – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pamekasan gelar zikir hari lahir (Harlah) ke-102 dan talk show sejarah NU Pamekasan di Aula Lt. II Kantor PCNU Kabupaten Pamekasan, Jl. R. Abd. Aziz nomor 95, Rabu (15/01/2025).
Dalam sambutannya, RP. KH. Najibul Chair, Wakil Rais PCNU Kabupaten Pamekasan menyampaikan, pascaberdirinya Nahdlatul Ulama di Pamekasan, organisasi tersebut dihadapkan dengan konflik Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965. Jiwa nasionalisme pemuda Ansor dan Banser dituntut untuk menjaga dan melindungi Pamekasan dari radikalisme PKI dan sikap anarkis terhadap kiai-kiai di Pamekasan.
“Pemuda Ansor dan Banser membantu pemerintah Pamekasan mengendalikan situasi pada konflik PKI tahun 1965, dengan jiwa nasionalisme yang tinggi untuk melindungi jajaran muassis Pamekasan,” tuturnya.
Pada kesempatan itu juga, KH. Fariduddin Tamim mengatakan, sejarah berdirinya NU tidak luput dari bersatunya kiai besar pondok pesantren yang ada di Pamekasan
“Pada tahun 1926 KK. Sirajuddin Bettet mengadakan rapat bersama enam kiai, enam tokoh yang ikut mendirikan NU di Pamekasan di antaranya KH. Badruddin Panyeppen, KH. Syuhud Zayyadi Madukawan, KH. Mohammad Toha Sumber Gayam, KH. Mudhar Sumber Nangka, KH. Raden Panji Sosro Adikoro Parteker, KH. Miftahul Arifin Sumber Anyar,” urainya.
Pelaksanaan acara zikir dan talk show oleh PCNU Kabupaten Pamekasan mengenai sejarah NU ini sebagai bentuk refleksi perjuangan para muassis NU, khususnya yang ada di kabupaten Pamekasan.
Reporter: Intan
Editor: Redaktur