PAMEKASAN – Mustasyar PCNU Pamekasan, KH. Abdul Hamid Mannan Munif, memberikan bekal kepada seluruh warga NU agar tidak menjadi warga yang mudah terombang-ambing di tengah banjirnya informasi. Sebab, banyak warga lebih percaya terhadap informasi di media sosial, dibandingkan percaya kepada ulama yang membimbing dan mendidik mereka selama puluhan tahun.
Oleh sebab itu, Kiai Hamid Mannan memberikan bekal kepada warga NU agar menjadi warga NU yang sempurna (kaffah). Sebab warga NU yang kaffah, tidak akan mencampuradukkan antara ajaran NU dengan ajaran serta faham lainnya. Ada lima bekal pengetahuan yang disampaikan mantan ketua PCNU Pamekasan ini. Lima bekal itu, pernah disampaikan mantan Rois Aam PBNU, KH. Ali Maksum (198-1984).
Bekal pertama, tahu tentang ilmunya Nahdlatul Ulama (Ilmul Ulama). Orang NU harus tahu tujuan didirikannya NU. Menurut Kiai Hamid Mannan, NU didirikan karena memiliki tiga tanggungjawab. Pertama tanggungjawab keagamaan (mas’uliyah diniyah), kedua tanggungjawab kenegaraan (mas’uliyah wathoniyah) dan ketiga tanggungjawab kemasyarakatan (mas’uliyah ijtimaiyah).
Bekal kedua, memiliki rasa kepercayaan penuh terhadap NU (assiqatu binahdhotil ulama). Warga NU harus percaya pemimpinnya. Jika warga NU berada di ranting, maka harus percaya kepada ketua rantingnya. Jika di cabang, maka harus percaya kepada ketua cabang hingga sampai ke tingkat pusat, harus percaya kepada ketua PBNU.
Bekal ketiga, beramal sesuai dengan ajaran NU (al amalu binahdotil ulama). Amalan sehari-sehari warga NU, harus mengacu kepada ketentuan dan metode yang ditetapkan oleh NU. Warga NU tidak boleh menerapkan amalan yang bukan amalan orang NU.
Bekal keempat, berjihad di jalan NU (al jihadu fi sabili nahdotil ulama). Jihadnya orang NU tidak sama dengan organisasi lainnya. Warga NU tidak suka berjihad menggunakan kekerasan. Memerintah kebaikan harus menggunakan kebaikan, bukan dengan kekerasan (amar makruf bil makruf). Bahkan mencegah kemungkaran, juga dilakukan dengan cara yang baik (nahi munkar bil makruf).
Bekal kelima, sabar berada di NU (assobru binahdotil ulama). Berjuang di NU harus sabar, tidak sombong dan menghargai orang lain. Berjuang di NU tetap mengedepankan ahlaqul karima. Perjuangan awal Rasulullah Muhammad adalah perjuangan untuk melakukan perubahan moral, yang kemudian disertai dengan dakwah perubahan aqidah.
Lima bekal itu, menurut Kiai Hamid Manan, harus menjadi satu kesatuan. Namun, jika ingin menguasai semua, warga NU harus menempuh proses kaderisasi yang mapan. Sebab di dalam proses kaderisasi, warga NU akan tahu seluk beluknya NU.*
Penulis : Taufiqurrahman
Editor : –