Oleh: KH Taufik Hasyim*
Setelah kemarin seluruh jemaah haji melontar jumroh aqabah dan itu pertanda tahalul awal, maka hari ini jemaah haji akan melontar tiga jumroh sekaligus yaitu jumroh ula, wustha dan aqabah.
Perjalanan yang sangat melelahkan dari tenda perkemahan Mina menuju aqabah yang harus melewati dua terowongan tak membuat jemaah takut untuk melaksanakannya. Justru, perjalanan dari tenda jemaah menuju tempat jumroh ini menjadi pelajaran berharga bagi jemaah, sebab:
1) begitu berangkat, jemaah harus saling bahu membahu sesama teman satu rombongan selain saling menjaga agar tidak lepas juga saling asah asih dan asuh untuk selalu bersama merasakan kekeluargaan yang mendalam.
Demikian juga dengan semua jemaah dari belahan dunia. Kami semua berjalan melewati terowongan sambil melantunkan kalimat takbir mengagungkan nama-Nya bahwa tidak ada nama yang layak untuk diagungkan oleh seluruh umat kecuali nama Allah SWT.
Di sini hilang semua status sosial dan jabatan sosial, yang ada hanyalah hamba Allah. Kami semua makin percaya bahwa hanya Allah-lah yang layak disembah dan dipertuhankan.
2) Tak terasa, pada saat kami melontar jumroh aqabah, hati bergetar keras dan tiba-tiba pikiran ini terbayang akan bagaimana Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melempar iblis untuk mengusirnya di saat iblis menggoda dan merayu supaya mereka berdua membangkang perintah Allah dan mengurungkan menyembelih Nabi Ismail. Namun karena kegigihan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, akhirnya iblis lari dan tidak jadi menggodanya. Hal itu hingga membuat emosi kami naik dan berteriak keras dalam bertakbir saat melontar jumroh aqabah.
Saat itu pula hati ini terbayang bagaimana semua manusia harus melawan semua godaan dan bujuk rayu iblis agar tetap istikamah menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Seberat apapun perintah Allah harus dijalankan dan senikmat apapun larangan Allah harus dijauhi.
Salam dari Mina…
*Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan