PAMEKASAN – Di antara salah satu agenda wajib di tingkat Nahdlatul Ulama (NU) di tingkat kecamatan ialah pelaksanaan laylatul ijtima’ (malam perkumpulan atau malam pertemuan) yang rutin dilaksanakan setiap minggu atau setiap bulan sekali. Kegiatan ini lazim dilaksanakan malam hari. Berbeda dengan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pegantenan yang memilih melaksanakan agenda rutin ini di waktu siang sehingga namanya diganti naharul ijtima’ (perkumpulan siang).
“Kenapa naharul ijtima’, kok bukan laylatul ijtima’ seperti pada umumnya? Karena secara geografis Kecamatan Pegantenan berada di daerah pegunungan sehingga jika dilaksanakan malam hari banyak menemui kendala,” jelas Kiai Ach. Fauzi, Ketua Tanfidziah MWCNU Kecamatan Pegantenan, Jumat (09/06/2023), pada pelaksanaan naharul ijtima’ di kediaman K. Abdul Qowim, Desa Pasanggar, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.
Agenda bulanan naharul ijtima’, lanjut Kiai Fauzi, merupakan satu forum silaturahmi para pengurus MWCNU dan Pengurus Ranting NU serta para warga Nahdliyin di Kecamatan Pegantenan.
“Bahkan bukan hanya sebagai forum silaturahmi antar pengurus, tetapi juga merupakan media konsolidasi karena turut hadir juga di acara ini Banom-banom (Badan otonom, Red) NU yang ada di Kecamatan Pegantenan,” imbuh alumnus Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan ini.
K. Abdul Qowim sebagai tuan rumah mengaku bahagia. Pasalnya, meski cuaca panas dan medan yang sulit, namun tidak menyurutkan semangat hadirin mengikuti naharul ijtima’.
“Medan yang sulit, cuaca yang panas tidak menyurutkan para pengurus baik MWC, Ranting, dan warga nahdliyin antusias untuk hadir di desa kami. Hal ini semata-mata untuk mengharap barakah para muassis dan masyayikh Nahdlatul Ulama,” tutur Rais Syuriah PRNU Desa Pasanggar, Pegantenan, Pamekasan itu.
“Siang atau malam bukan masalah. Yang penting semangat perjuangan di NU itu harus tetap membara dan ikhlas,” timpal K. Mahsus Mursyid Madani, Wakil Ketua MWCNU Kecamatan Pegantenan.
Kontributor: Luluk
Editor: Redaktur