NEWS

NU Pamekasan Berduka, Kader Putri Terbaiknya Wafat

PAMEKASAN — Warga Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pamekasan berduka. Pasalnya, Nyai, Hj. Siti Zahroh atau yang akrab disapa Neng Tiza, salah satu aktivis Fatayat NU, kembali ke rahmatullah, Selasa (03/07/2019), di Rumah Sakit Islam Kalianget, Sumenep, sekira jam 15:15 WIB.

Menurut Nyai Nur Faizah, bibi almarhumah, Neng Tiza meninggal akibat komplikasi penyakit yang diderita sejak tahun 2016.

Nyai Nur menuturkan, Neng Tiza menderita mastitis (radang kelenjar susu) yang menyebabkannya harus menjalani dua kali operasi. Karena almarhumah juga mengidap diabetes, luka operasi tidak kunjung sembuh. Dan tujuh bulan terakhir, dokter memvonis almarhumah menderita kanker payudara stadium lanjut.

“Kemarin, terakhir sebelum meninggal, penjelasan dokter, kankernya sudah menyebar ke batang otak dan paru-paru. Itu yang menyebabkan kesadarannya menurun sejak Selasa dinihari,” papar aktivis Muslimat NU Pamekasan itu.

Meski demikian, komplikasi penyakit tersebut tidak menghalangi almarhumah mengabdi di NU melalui beberapa Badan Otonom (Banom) NU yang digelutinya.

“Walaupun penyakit yang diderita sangat parah, beliau tidak pernah mengeluh. Bahkan, saya yang paling dekat dengan beliau tidak paham beliau sakit apa, karena beliau kalau ditanya jawabnya: ‘Sakit biasa, Mbak. Saya, Mbak, akan selalu berjuang di NU selama hayat masih dikandung badan. Saya hanya sangat mengharapkan berkah NU’,” kenang Nyai Juwairyah, Ketua PC Fatayat NU Pamekasan.

Almarhumah, menurut Nyai Juwaryah, dikenal sangat aktif di Fatayat NU dan selalu memiliki gagasan luar biasa demi kemajuan organisasi. Tidak hanya itu, tanpan kenal lelah.

“Beliau betul-betul ikhlas berjuang di NU. Bahkan, dalam kondisi seperti itu, beliau juga aktif di pencak silat Pagar Nusa,” lanjutnya.

Nyai Juwairyah menambahkan, Neng Tiza sempat mengundurkan diri dari kepengurusan PC Fatayat NU Pamekasan. Ia beralasan, atas himbauan dokter, karena kesehatannya yang semakin menurun yang mengharuskan dirinya istirahat total. Sebagai Ketua, Nyai Juwairyah sangat keberatan, bahkan menolak pengduran diri itu. Karena, menurutnya, organisasi yang ia pimpin masih sangat butuh gagasan-gasan almarhumah.

Sebelum meninggal, Neng Tiza sempat dilarikan ke RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Karena ICU penuh, almarhuma dibawa ke RSI Kalianget.

Almarhumah meninggalkan empat anak: dua laki-laki dan dua perempuan. Yang pertama
duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas lima di Tarbiyatul Banat Sumber Panjalin, Akkor, Palengaan, Pamekasan. Sedangkan yang kedua duduk di bangku MI kelas empat di MI An-Nuqayah Guluk-guluk, Sumenep. Anak ketiga kelas dua MI di lembaga yang sama. Sedangkan yang terakhir masih duduk di bangku TK.


Reporter: Ahnu
Editor: Wiyono