PAMEKASAN – Memperingati hari lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul ulama (NU), Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Assalafiyah (STISA) Pamekasan mengadakan kajian membahas hubungan PMII-NU dalam konteks kehidupan berbangsa dan beragama, Senin (05/04/2024).
Mengangkat tema “Hubungan PMII dan NU dalam Arah Gerak Berbangsa dan Beragama”, agenda rutin mingguan ini dilaksanakan di di sekretariat PK PMII STISA Pamekasan, Dusun Duko Barat, Desa Pakong, Kecamatan Pakong, Pamekasan.
Solehuddin, Ketua PK PMII STISA Pamekasan sangat mengapresiasi pemilihan tema yang diangkat oleh pengurus bidang kajian. Sebagai organisasi yang “dilahirkan” oleh NU, memang seyogianya di momentum ini, PMII merefleksikan Harlah “organisasi induknya”.
“Kami dari PMII STISA mengucapkan selamat hari lahir NU yang ke-101. Semoga tetap menjadi organisasi kemasyarakatan yang memberikan manfaat, terkhusus masyarakat Nahdliyin,” imbuhnya.
Fendi, pemateri, dalam penyampaiannya membahas tema selama satu jam lebih. Ia menegaskan kembali hubungan historis PMII-NU serta perjuangannya untuk bangsa dan agama. Menurutnya, kader-kader PMII harus menyadari hubungan tersebut.
“Kami menyadari bahwa lahirnya PMII tidak lepas dari NU. Kita sebagai warga PMII harus mengakui bahwa NU adalah ‘orang tua’ kita yang sudah melahirkan bahkan membesarkannya,” ucap pemuda asal Dempo Barat, Pasean itu.
Di akhir pembahasannya, kru Media NU Pamekasan ini memberikan arahan kepada peserta kajian agar menjalin hubungan yang baik dengan badan otonom (Banom) dan lembaga NU di kecamatan Pakong.
Tidak hanya itu, ia juga mengajak agar para pengurus PMII STISA Pamekasan sowan kepada kiai-kiai NU yang ada di kecamatan Pakong, setidaknya, untuk meminta wejangan dan arahan.
“Mari ke depan kita bangun relasi baik terhadap Banom NU khususnya di sekitar Pakong, setidaknya sowan dan meminta arahan,” pungkasnya.
Reporter: Nabila (MNU-VII.10-002)
Editor: Redaktur