NEWS

Pesan Gus Mus Setelah Dicela Umar Hamdan Karrar via Facebook

PAMEKASAN – Umar Hamdan Karrar, salah satu ulama dan putera kiai asal Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, yang melakukan celaan kepada KH. Mustofa Bisri atau Gus Mus, telah meminta maaf secara langsung kepada Gus Mus. Bagaimana situasi di kediaman Gus Mus?

Puteri Gus Mus, melalui akun facebook bernama Ienas Tsuoriya menuliskan ceritanya pada Ahad (2/6/2019) pukul 19.34, sebagai berikut;

Berhubung mbak admin (sok) sibuk, jadi lupa deh mau update tentang tamu dari Madura kemaren itu.

Ohiya, sebelumnya mau ralat dulu, ternyata Lora Umar Hamdan hanya ditemani dua orang penderek. Tamu yang lain itu pendamping  dari Banser (Jawa Timur dan Rembang).

Seperti kasus-kasus terdahulu, sebenarnya Abah sudah memaafkan para penghina dan pencela itu bahkan sebelum mereka sowan. Tapi banyak yang ngga rela Abah menerima perlakuan seperti itu, dan akhirnya sebagian orang “menghukum” melalui komentar pedas di media sosial, sampai-sampai Lora Umar  menghapus (deaktivate, entah permanen atau sementara) akun facebooknya.

Ketika bertemu Abah, Lora Umar sama sekali tak berani berbicara ataupun melakukan kontak mata. Hanya menunduk saja. Salah satu pendereknya yang akhirnya menjadi juru bicara, menyatakan penyesalan dan meminta maaf.

Seperti juga kasus terdahulu, kali ini pun Abah memberikan nomer hp pribadi disertai pesan, “Lain kali kalau Sampean mau mengritik saya, langsung saja, jangan lewat medsos. Follower saya banyak, kalau mereka ikut baca, nanti pada tersinggung.. Sampean bisa kena masalah lagi..”

Ohya, membaca komen-komen di status saya yang terdahulu, tak sedikit yang mengira Lora Umar ini “anak kemaren sore” yang belajar agama melalui Mbah Google. Ini keliru. Lora Umar, selain putra dari kyai besar di Madura, dia melek kitab kuning, kabarnya alumni Timur Tengah. Saya menduga dia hanya salah gaul, atau terkontaminasi virus pilpres.

Semoga ini menjadi kasus terakhir.

Kepada saudara-saudara maupun teman yang mengaku santri Abah, tolong tahan diri juga ya. Jangan ikutan mencela atau membully dia, apalagi dengan kata-kata kasar.

Saya tutup dengan mengutip pesan Abah, kalau ngga salah #JumatCall beberapa tahun lalu (Saya ambil dari twit adik saya, Kautsar Mustofa Uzmut)

“Buktikan sendiri, memaafkan itu melegakan dada, sedangkan mendendam itu menyesakkannya.”

Selamat menikmati hari-hari terakhir Ramadan, semoga kita mendapat ridlo dan ampunanNya. Amin.

Reportase dari MataAir Radio: https://www.facebook.com/253536948102816/posts/2084622291660930/

Editor : Taufiqurrahman